Batal Laparoscopy

Gw married Mei 2015, lalu Februari 2016 gw & suami jalan-jalan ke padang 4 hari 3 malam. Setiap hari, 3 x 1 hari kami makan masakan padang yang tidak lepas dr santan, daging/ayam, minyak, rempah2, dan cabai. Rasanya puas banget, belum ada makanan lain di dunia yang pernah gw rasain seenak masakan2 padang. Pokoknya liburan singkat kali itu benar2 memuaskan & menyenangkan.

Pulang dr sana gw haid daaan.. 3 minggu nggak kelar2. Pengen ke dokter obgyn tp waktunya belum ada sampai suatu hari perut gw melilit parah, rasanya seperti diperas, ditarik, & dipelintir. Akhirnya gw dilarikan ke rs dekat rmh, RSIA Karunia Kasih dengan dr.Abitmer untuk di USG (luar). Dari situlah kami tau kalau ada kista di indung telur gw, kanan 3,5cm kiri 3cm. Dokternya ramah & nenangin, katanya nggak perlu di operasi, kalau udah 5 cm baru dioperasi. Belakangan gw tau dokter ini pernah ngebantu kelahiran anak dari 3 orang teman gw.

Sebelum tau ada kista gw sih santai, mengalir aja, gw juga ga terpengaruh pertanyaan orang-orang "udah isi belum?" "kamu nunda punya anak ya?" dsb. Gw biasa aja ditanya-tanya begitu, karena saat itu gw sangat happy udah melalui persiapan pernikahaan yang gw urus sendiri dan semua rangkaian acara pernikahannya berjalan lancar & sukses. Jadi gw benar-benar menikmati kebebasan setelah nikah dengan suami. Tapi setelah tau ada kista, baru deh gw terdorong untuk promil. Gw baca2 blog, forum, & artikel tentang kista dan promil, yang ada makin stress. Terlebih lagi melihat kedua mertua gw yang sepertinya udah kepingin banget punya cucu, mendorong-dorong gw untuk ke dokter terus. Makin pusing kepikiran ini-itu.

Salah satu penyebab penyakit adalah kesedihan. Semakin gw sedih, yang ada gw malah makin sakit. Kepala pusing, mata bengkak, pilek, tenggorokan kering, badan lemas, wajah pucat, tekanan darah turun, nggak nafsu makan, sakit maag, dan demam.

Setelah googling-googling, gw ke dr.Irham di Bunda International Clinic. Ternyata ukuran kistanya (endometriosis) kanan 3.5 cm dan kiri 1,5 cm di USG trans-V, gw agak bernafas lega karena yang kista di indung kiri lebih kecil dr pemeriksaan sebelumnya dan terlihat folikel-folikel yang cukup besar, masih ada harapan hamil. Waktu itu gw disuruh tes lab untuk liat kadar amh. Setelah keluar hasilnya, gw nemuin dr. Aryando (dr.Irham lagi cuti). Amh gw 1.95, gw disarain untuk laparoskopi untuk angkat kista & setelah itu langsung program insem atau bayi tabung. Biaya laparoskopi di RS Bunda sekitar 38jt-50jt an tergantung kelasnya.

Gw dan suami masih mikir-mikir dan cari informasi sebanyak-banyaknya tentang laparoskopi. Gw sering ke dr.Irham untuk pantau folikel-folikel tiap bulan karena gw masih belum berani di LO. Setiap ketemu dr.Irham gw selalu nyiapin banyak pertanyaan di handphone, macam wawancara. hehehe... Dr.Irham ramah, sabar, komunikatif, dan suka bercanda, gw udah cocok banget deh sama dokter ini. Selain itu, gw juga rajin terapi ozon (2 x seminggu), minum obat daun teratai (3x5 kapsul sehari) dan kunyit putih (1x2 kapsul sehari), anjuran dari tante gw.

Suami gw juga punya niat sendiri untuk tes sperma dan nyaranin gw untuk tes hsg. Akhirnya doi tes sperma di prodia dan hasilya teratozoospermia 98%, yang normal 2% aja. Doi sempat down juga tapi dr.Irham bilang nggak apa-apa, dan nyruh kita nggak boleh stress. Doi diresepin vitamin Lanturol dan Tonicard. Selain tiap hari minum vitamin, mama gw juga rajin buatin jus tomat untuk suami & gw. Konon katanya jus tomat bagus untuk meningkatkan kualitas sperma. Kita minum jus ini 2x sehari.

Mama mertua gw sering nanyain progressnya, tapi yah ukuran kista segitu-gitu aja, nggak mengecil juga. Padahal dr.Irham juga pernah bilang ukuran kista itu cenderung tetap atau membesar selama gw masih haid, tapi gw tetep terus berusaha minum obat herbal dan terapi ozon. Mertua gw nyaranin untuk ke dr.Andon di Klinik Yasmin (RSCM Kencana) dan sepertinya kepingin banget gw berobat di RSCM.

Akhirnya gw ke dr.Andon sama mama gw & mama mertua, pas di USG trans-V keliatan yang sebelah kanan kistanya 3.5cm tapi disebelah kiri tidak ada. Heran, lumayan agak lama melihat-lihat sebelah kiri tapi dokter memastikan tidak ada kista sama sekali. Dokter juga nyaranin untuk LO dan tes HSG. Kebetulan sebelumnya gw juga inisiatif minta tes HSG sama dr.Irham. Tapi tes HSG nya gw lakukan di RSIA Bunda karena di RSCM alatnya rusak. Hasil HSG nya bagus banget, gak ada penyumbatan. Tapi gw gak balik ke dr.Andon lagi karena gw lebih sreg dgn dr.Irham.

Pas saat itu memang tabungan gw & suami ngepas.. kan setahun kemarin habis keluarin ini itu untuk pernikahan dan furniture...sebenernya bisa sih LO tapi habis itu harus jual aset kayaknya untuk pegangan sehari-hari.. hihihi. Lalu kondisi bisnis keluarga pada saat itu memang lagi kurang baik, gw nggak mau ngerepotin keluarga seandainya nanti dana gw kurang. Setelah gw memikirkan matang-matang dan semua keluarga setuju, gw bikin janji untuk LO dgn dr.Irham. Waktu itu bulan Agustus 2016, mama mertua gw ikut juga karena pingin ketemu dr.Irham.

Gw lupa tanggal berapa, pokoknya LO itu seharusnya jatuh di hari jumat, tapi selasa gw membatalkannya. Jadi pagi-pagi gw berdoa kalau memang gw harus LO semoga semua prosesnya dilancarkan, tapi kalau tidak perlu LO halangi saja rencana ini.

Tanpa direncanakan hari itu juga (selasa sore), gw dapat kabar kalau setiap selasa ada jadwal doa penyembuhan oleh Romo Rochadi di Paroki St. Yohanes Maria Vianney. Langsung bergegaslah gw kesana, minta didoain supaya proses operasi lancar dan gw cepat pulih. Tapi saat bertemu beliau, gw malah disaranin nggak usah operasi, cukup minum air hangat minimal 2 gelas setiap pagi, lalu minum Air Kebahagiaan 2x1 botol (Tir Asih) diolah melalui proses filterisasi, reserve osmosis, hexagonal, UV, Bio Resonansi, Perekaman dan Bio Disk serta Double Power dengan Energi Scalar yang memiliki Daya Kebahagiaan. Selain itu gw diajurkan untuk selalu bersyukur, dan berdamai dengan diri sendiri serta orang lain. Lalu gw didoakan supaya dianugrahi anak.

Akhirnya gw batal laparoskopi deh..




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terapi PLI

Inseminasi Pertama